Pencemaran Ekosistem Terumbu Karang
TUGAS
MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“PENCEMARAN
EKOSISTEM TERUMBU KARANG”
Disusun Oleh:
Nama : Intan Puspita
Sari
NPM : 34413444
Kelas : 3ID04
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Wilayah pesisir lautan merupakan kawasan yang menyimpan
kekayaan sumber daya alam yang sangat berguna bagi kepentingan manusia. Dimana,
sumberdaya kawasan ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
sekitar. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah
pulaunya yang mencapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2.Wilayah
lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan
keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu
karang.
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan
binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi.
Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Terumbu
karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di
wilayah Indo-Pasifik. Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang saling
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Namun, eksistensi Indonesia sebagai
salah satu pusat terumbu karang diyakini terus mengalami degradasi. Dimana, kekayaan
hayati yag dimiliki bangsa indonesia tidak dapat dipelihara baik karena faktor
alam maupun akibat ulah manusia seperti keserakahan dalam mengekploitasi
kekayaan alam demi mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan kelestarian alam.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai pencemaran ekosistem terumbu karang. Dengan harapan
dengan adanya pembahasan mengenai pengaruh pencemaran ekosistem terumbu karang
penulis maupun pembaca dapat mengatasi ataupun meminimalisir suatu aktivitas
yang dapat menyebabkan pencemaran ekosistem terumbu karang. Selain itu penulis
maupun pembaca dapat segera melakukan suatu aktivitas dalam langkah-langkah
melestarikannya.
1.2 Perumusan
Masalah
Perumusan masalah berisikan suatu
bahasan mengenai masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah yang ada
ialah bagaimana cara mengatasi ataupun meminimalisir aktivitas yang dapat
menyebabkan pencemaran ekosistem terumbu karang serta bagimana cara atau
langkah-langkah dalam mengatasinya.
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ada dalam penulisan
makalah ini terdiri dari beberapa tujuan. Berikut adalah tujuan penulisan
makalah pengaruh pencemaran ekosistem terumbu karang.
1. Mengetahui pengertian
dari ekosistem terumbu karang.
2. Mengetahui fungsi
dari terumbu karang.
3. Mengetahui faktor-faktor
kerusakan terumbu karang.
4. Mengetahui dampak
dari kerusakan terumbu karang.
5. Mengetahui cara
mengatasi ataupun meminimalisisr kerusakan terumbu karang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Keadaan Terumbu Karang di Indonesia
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan
binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi.
Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini.Terumbu
karang merupakan sekumpulan hewan karang yang saling bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga. Terumbu karang terdiri dari
dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah endapan zat kapur hasil
metabolisme dari ribuan hewan karang. Jadi, dalam seonggok batuan terumbu itu, terdapat ribuan hewan karang yang hidup
di dalam celah kecil yang disebut polip, polip ini kemudian berkembang
hingga jutaan dan terbentuklah struktur dasar dari terumbu karang. Di perairan
indonesia yang notabene merupakan perairan tropis, karang dapat tumbuh subur
karena suhu perairannya berkisar antara 21 – 29 derajat celcius, sementara bila
di perairan yang suhunya lebih rendah pertumbuhan karang akan lebih lambat.
Selain di perairan tropis, karang pun dapat tumbuh subur di perairan subtropis
contohnya di jepang selatan dan florida amerika. Sebagai negara maritim,
indonesia memiliki kekayaan biota laut yang sangat beragam. salah satu kekayaan
biota laut yang terdapat di indonesia adalah terumbu karang. Bahkan indonesia merupakan
negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Sekitar 85.200 km2 atau
18% dari seluruh terumbu karang di dunia yang jumlahnya 284.300 km2 berada di
hamparan dalam samudra di indonesia. Negara kita ini memiliki 93 ribu km2
wilayah perairan yang di dalamnya terdapat 4000 jenis hewan laut (ikan dan
udang-udangan), 600 jenis batu karang, dan 2500 jenis moluska.
Namun, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di
indonesia mulai teancam. Persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya
menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008) 34%
terumbu karang di indonesia berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 %
terumbu karang yang dalam keadaan sangat baik. Data yang muncul mengisyaratkan
apabila tidak diambil langkah-langkah progresif, dapat dipastikan laju
degradasi terumbu karang di negara kita akan semakin menghawatirkan, bila tidak
ingin dikatakan mengarah punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk
mengentikan laju kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan
akan semakin luas dan besar yang konsekuensinya juga akan berdampak secara
ekologis maupun ekonomis bagi Indonesia sendiri tentunya.
Di Indonesia saja, nilai ekonomis terumbu karang tak
bergeser dari angka US$1,6 miliar per tahun. Memang, angka ini masih rendah
ketimbang nilai ekonomis terumbu karang di dunia sebesar US$29,8 miliar dari
makanan, perikanan, keanekaragaman, dan wisata bahari. Namun, angka ekonomis
terumbu karang di Indonesia lebih besar dibandingkan di Hawai yang sebesar
US$361 juta bagi nonekstratif dan sebanyak US$3 juta bagi perikanan pesisir. Jadi,
bisa dibayangkan berapa kerugian material yang timbul akibat rusaknya terumbu
karang yang merupakan tempat vital bagi ekosistem perikanan, begitu juga
kerugian non material berupa rusaknya ekosistem laut yang tentunya amat
berdampak bagi kehidupan kita.
2.2 Fungsi
Terumbu Karang Bagi Kehidupan
Terumbu karang bagi kehidupan manusia sangatlah berarti.
Banyak potensi-potensi yang dihasilkan oleh terumbu karang bagi kehidupan laut
maupun manusia. Berikut merupakan fungsi-fungsi dari terumbu karang.
1. Pelindung
ekosistem pantai
Bila dilihat
dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi
dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus
sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain
seperti padang lamun dan magrove.
2. Rumah bagi
banyak jenis mahluk hidup di laut
Terumbu
karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan,karena banyak hewan dan
tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan
anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai
potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata
pencaharian mereka terutama mata pencaharian seorang nelayan.
3. Sumber
obat-obatan
Pada terumbu
karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat
bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut
untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
4. Objek wisata
Terumbu
karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif
pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam,
menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
5. Daerah
Penelitian
Penelitian
akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang
lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta
zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui
manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui
‘misteri’ laut tersebut.
6. Mempunyai
nilai spiritual
Bagi banyak
masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga
karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.
7. Sumber mata
pencarian
Banyak orang
yang menggantungkan hidupnya pada terumbu karang. Tentu saja mnjadikan terumbu
karang sebagai sumber mata pencarian harus di ikuti dengan rasa tanggung jawab
sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu berlebihan. Selain itu terumbu
karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya dapat menambah pundi-pundi
rupiah dari wisatawan.
1.3
Faktor-Faktor
Penyebab Kerusakan terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang bisa terjadi karena faktor alam dan
faktor manusia. Berikut penyebab kerusakan karang meliputi :
1. Faktor alam
Misalnya
hempasan ombak yang mematahkan karang atau ikan dan hewan laut lainya yang
menjadikan karang sebagai mangsanya. Akan tetapi, regenerasi dan pertumbuhan
karang menggantikan kerusakan ini.
2. Pengendapan
sedimen
Pengendapan
yang berasal dari sedimen tanah yang tererosi karena penebangan hutan, sehingga
tanah tersebut terbawa ke laut dan menutupi karang dari sinar matahari
3. Aliran air
yang tercemar
Aliran air
yang sudah dicemari oleh limbah sisa pembuangan dapat lambat laun akan membuat
karang mati. Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya
adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan minyak.
4. Pemanasan
suhu bumi
Pemanasan
suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar
CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan
naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring
dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus
menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.
5. Uji coba
militer
Latihan
militer yang dilakukan sering tidak memperhatikan keadaan lingkungan
sekitarnya. Pengujian bahan peledak dan radiasi nuklir memiliki potensi
meningkatkan kerusakan terumbu karang serta menyebabkan mutasi pada terumbu
karang.
6. Eksploitasi
yang berlebihan
Kebanyakan
nelayan tidak mengerti pentingnya karan bagi kehidupan, sehingga eksploitasi
besar-besaran sering dilakukan, penambangan terumbu karang tentu perlu di awasi
karena dampaknya yang bisa menghancurkan bahkan menghilangkan spesies terumbu
karang.
7. Asal
melempar jangkar
Para nelayan
bahkan perahu sewaan terkadang menambatkan jangkar di sembarang tempat. Jangkar
yang di jatuhkan sembarangan dapat merusak terumbu karang.
2.4 Pengaruh
pencemaran Lingkungan terhadap Terumbu Karang
Kemajuan industri dan teknologi tidak hanya memberikan
dampak positif, tetapi juga mampu menimbulkan efek negatif khususnya pada
lingkungan. Efek negatif yang kerap kali menurunkan kuantitas dan kualitas
lingkungan adalah pencemaran dimana hal tersebut berpengaruh pula pada
eksistensi ekosistem terumbu karang. Pencemaran laut karena minyak bumi tumpah
ke laut dapat terjadi karena pemindahan minyak bumi dari kapal ke kapal, dari
kapal ke pelabuhan atau sebaliknya, dari penyulingan minyak, dan dari pencucian
kapal tanker.Minyak yang tertumpah di laut akan mengalami absorbsi, pertukaran
ion, penguapan dan pengendapan. Selain itu, tumpahan minyak akan tersebar di
permukaan air laut. Ikawati (2001) mengemukakan bahwa sebagian tumpahan minyak
di permukaan akan terseret ke pantai saat ada arus angin sedangkan yang melekat
pada sedimen akan tenggelam ke dasar laut dan mengenai karang. Tumpahan
tersebut dapat merusak atau menyebabkan kematian karang.
Bahan pencemar lain yang dikenal berpengaruh terhadap
kehidupan terumbu karang adalah tailing. Limbah tailing berasal dari batu-batuan
dalam tanah yang telah dihancurkan hingga menyerupai bubur kental. Proses itu
dikenal dengan sebutan proses penggerusan. Batuan yang mengandung mineral
seperti emas, perak, tembaga dan lainnya, diangkut dari lokasi galian menuju
tempat pengolahan yang disebut processing plant. Di tempat itu proses
penggerusan dilakukan. Setelah bebatuan hancur menyerupai bubur biasanya
dimasukkan bahan kimia tertentu seperti sianida atau merkuri, agar mineral yang
dicari mudah terpisah. Mineral yang berhasil diperoleh biasanya berkisar antara
2% sampai 5% dari total batuan yang dihancurkan. Sisanya sekitar 95% sampai 98%
menjadi tailing, dan dibuang ke tempat pembuangan.Logam-logam yang berada dalam
tailing sebagian adalah logam berat yang masuk dalam kategori limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3). Sembiring (2010) mengemukakan bahwa tailing
menyebar ke daerah yang lebih dangkal dan produktif secara biologis sehingga
mendatangkan lebih banyak masalah dari yang diperkirakan yaitu mengusir spesies
ikan yang berpindah-pindah, menyebabkan kerusakan permanen di dasar laut,
memusnahkan spesies asli, menghilangkan organisme langka dan mengurangi
keanekaragaman organisme termasuk terumbu karang.
Limbah merupakan polutan utama yang berasal dari anak
sungai. Limbah pencemar tersebut dapat mengandung pestisida, herbisida,
klhorin, logam berat dan limbah organik lainnya. Materi-materi tersebut dapat
menyebabkan tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan meracuni
ekosistem pesisir termasuk terumbu karang (Nganro, 2009).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa keberadaan herbivora
dan vertebrata laut mempengaruhi kesehatan terumbu karang. Vertebrata laut
sangat penting dalam hal pendegradasian biomassa suatu spesies (Aronson, 2007).
Akan tetapi, meningkatnya polutan organik merupakan tanda bahwa lokasi tersebut
kaya akan unsur hara (nutrien) dan kelimpahan nutrien yang tidak terkendali
akan menyebabkan peristiwa eutrofikasi yaitu ledakan populasi dari suatu jenis
fitoplankton sehingga vertebrata pendegradasi tersebut tidak dapat menjalankan
fungsinya karena kelimpahan fitoplankton yang begitu tinggi (Ikawati, 2001).
Hal ini juga menyebabkan adanya kompetisi antara karang dengan fitoplankton
tersebut untuk mendapatkan cahaya matahari sebagai bahan fotosintesis.
Seperti kita ketahui bahwa karang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellae yang merupakan spesies algae uniseluler. Selama fotosisntesis berlangsung, zooxanthellae memfiksasi sejumlah besar karbon yang dilewatkan pada polip inangnya. Karbon ini sebagian besar berbentuk gliserol termasuk glukosa dan alanin. Produk kimia ini digunakan oleh polip karang untuk menjalankan fungsi metaboliknya atau sebagai pembangun blok-blok dalam rangkaian protein, lemak dan karbohidrat. Apabila terjadi ledakan satu jenis fitoplankton maka kesempatan zooxanthellae untuk berfotosintesis semakin kecil sehingga tidak ada materi organik (nutrisi) yang dapat digunakan spesies karang untuk menjalankan hidupnya yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya kesehatan terumbu karang hingga kematian karang.
Seperti kita ketahui bahwa karang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellae yang merupakan spesies algae uniseluler. Selama fotosisntesis berlangsung, zooxanthellae memfiksasi sejumlah besar karbon yang dilewatkan pada polip inangnya. Karbon ini sebagian besar berbentuk gliserol termasuk glukosa dan alanin. Produk kimia ini digunakan oleh polip karang untuk menjalankan fungsi metaboliknya atau sebagai pembangun blok-blok dalam rangkaian protein, lemak dan karbohidrat. Apabila terjadi ledakan satu jenis fitoplankton maka kesempatan zooxanthellae untuk berfotosintesis semakin kecil sehingga tidak ada materi organik (nutrisi) yang dapat digunakan spesies karang untuk menjalankan hidupnya yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya kesehatan terumbu karang hingga kematian karang.
2.5
Dampak Dari
Kerusakan Terumbu Karang
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan manusia seperti penambangan, penangkapan ikan dengan racun,
membuang sampah di laut, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat merusak terumbu
karang, pada akhirnya akan berdampak pada ekosistem laut dan masyarakat itu
sendiri.
1. Bagi ekosistem laut dan pantai
Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk
mencari makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan berlindung. Jika
terumbu karang mengalami kerusakan daya perlindungan dan suplay makanan yang
dihasilkan akan mengalami penurunan. Akibatnya bagi hewan dan tumbuhan yang
tergantung padanya, mengalami gangguan. Ikan-ikan menjadi kurang sehat karena
makanan mereka kurang. Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi
oksigen sama seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang
nyaman bagi biota laut. Jika terumbu karang mengalami kerusakan maka suplay
oksigen dari terumbu karang yang dibutuhkan oleh biota laut mengalami
penurunan.Terumbu karang berfungsi untuk menahan dan memecah energi gelombang
sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya. Jika terumbu
karang mengalami kerusakan maka kemampuan terumbu karang dalam menahan dan
memecah energy gelombang laut akan berkurang. Akibatnya energy gelombang laut
yang datang masih cukup besar dan dapat menyebabkan kerusakan di sekitar
pantai.
2. Bagi masyarakat
Terumbu karang yang bagus akan
menarik minat wisatawan pada kegiatan diving, karena variasi terumbu karang
yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat merupakan atraksi tersendiri bagi
wisatawan baik asing maupun domestik. Hal ini merupakan salah satu sumber pengahasilan
warga sekitar, jika terumbu karang rusak maka sudah tidak menarik lagi bagi
para wisatawan untuk berkunjung dan berwisata ke daerah tersebut. Maka
penghasilan warga yang di dapat dari para wisatawan akan menurun. Selain itu
penghasilan yang akan didapatkan oleh para nelayan akan menurun pula akibat
ikan-ikan yang ada dilakutan mati karena kurangnya makanan yang mereka dapatkan
dibawah laut akibat rusaknya terumbu karang. Terumbu karang yang rusak tidak
akan menjadi tempat biota laut untuk berlindung, berkembang biak dan mencari
makan. Akibatnya, kegiatan penelitian tidak lagi dapat dilakukan.
2.6
Dampak Kegiatan Manusia yang
Menyebabkab Kerusakan Terumbu Karang
Kegiatan manusia yang dilakukan sehari-hari dilingkungan
pesisir pantai atau lautan dapat menyebabkan kerusakan dasar laut atau terumbu
karang. Berikut adalah beberapa kegiatan manusia yang akan menyebabkan dampak
atau kerusakan terumbu karang.
No.
|
Kegiatan
|
Dampak Potensial
|
1
|
Penambangan karang dengan atau tanpa bahan
peledak
|
Perusakan habitas dan kematian masal hewan
terumbu
|
2
|
Pembuangan limbah panas
|
Meningkatkan suhu air 5-10 derajat celcius diatas
suhu ambien dapat mematikan karang dan biota lainnya.
|
3
|
Pengundulan hutan dilahan atas
|
Sendimen hasil erosi dapat mencapai terumbu
karang disekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang
menghambat difusi oksigen ke dalam polib
|
4
|
Pengerukan disekitar terumbu karang
|
Meningkatkan kekeruhan yang mengganggu pertumbuhan
karang.
|
5
|
Kepariwisataan
|
Peningkatan suhu air karena buangan air pendingin
dari pembangkit listrik perhotelan, pencemaran limbah manusia yang dapat
menyebabkan eutrofikasi. Kerusakan fisik karang karena kangkar kapal.Rusaknya
karang oleh para penyelam. Koleksi dan keanekaragaman biota karang menurun.
|
6
|
Pengangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan
beracun (misalnya kalium sianida)
|
Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan
biota avertebrata.
|
7
|
Pengangkapan ikan dengan bahan peledak.
|
Mamatikan ikan tanpa diskriminasi, karang dan
biota avertebrata yang tidak bercangkang.
|
2.7
Upaya
Mengatasi Kerusakan Terumbu Karang
Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan terumbu karang di
Indonesia, antara lain :
1. Tidak membuang sampah atau limbah, seperti
limbah rumah tangga, industri, tambang,
pertanian ke laut
2. Melakukan
kampanye kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian terumbu karang
3.
Tidak membeli seperti souvenir atau mengumpulkan benda apapun dari laut
bagi penyelam pemuda atau pemula
sebaiknya melakukan penyelaman yang tidak ada terumbu karangnya
4.
Penegakan pembuatan undang-undang yang tegas.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan
suatu jawaban dari tujuan penulisan makalah pencemaran ekosistem terumbu
karang. Berikut adalah kesimpulan dalam penulisan makalah pencemaran ekosistem
terumbu karang.
1. Ekosistem
terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang
banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari
makan dan berlindung di ekosistem ini
2. Fungsi dari
terumbu karang diantaranya ialah untuk pelindung ekosistempantai, rumah bagi banyak
jenis makhluk hidup dilaut, sumber obat-obatan, objek wijaya, tempat
penelitian, nilai spriritual, tempat mata pencaharian.
3. Faktor-faktor
kerusakan terumbu karang antara lain diakibatkan oleh faktor alam, pengendapan
sendimen, aliran air yang tercemar, pemanasan suhu bumi, uji coba militer,
eksploitasi yang berlebihan, asal melempar jangkar.
4. Dampak dari
kerusakan terumbu karang dirasakan oleh oleh ekosistem laut dan pantai serta
masyarakat sekitar. Bagi ekosistem laut dan pantai yang dirasakan ialah bagi
hewan dan tumbuhan yang tergantung padanya, mengalami gangguan. Ikan-ikan
menjadi kurang sehat karena makanan mereka kurang, sedangkan bagi masyarakan
sekitar ialah penurunan pendapatan sehari-harinya karna sedikitnya para
pariwisata yang berkunjung, serta untuk para nelayan sedikitnya ikan yang
didapat.
5. Cara
mengatasi ataupun meminimalisisr kerusakan terumbu karang antara lain ialah
tidak membuang sampah atau limbah kedalam lautan, melakukan kampaye untuk
membei kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan, tidak membeli seperti
souvenir atau mengumpulkan benda apapun dari laut bagi penyelam pemuda atau
pemula sebaiknya melakukan penyelaman yang tidak ada terumbu karangnya,
penegakan undang-undang yang tegas.
DAFTAR
PUSTAKA
Haruddin.
A., Edi Purwanto, M.Sc dan MTH Sri Budi Astuti, M.Si. 2011. Jurnal EKOSAINS Dampak Kerusakan kosistem Terumbu Karang. Vol III
No. 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dahri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
https://dinatropika.wordpress.com/2011/01/17/pengaruh-pencemaran-lingkungan-terhadap-terumbu-karang/
Komentar
Posting Komentar