Pencemaran Ekosistem Terumbu Karang

TUGAS MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“PENCEMARAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG”


Description: logo_gunadarma.jpg

Disusun Oleh:
     Nama            : Intan Puspita Sari
                            NPM               : 34413444
                            Kelas              : 3ID04



FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Wilayah pesisir lautan merupakan kawasan yang menyimpan kekayaan sumber daya alam yang sangat berguna bagi kepentingan manusia. Dimana, sumberdaya kawasan ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sekitar. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang mencapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2.Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang.
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang saling bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Namun, eksistensi Indonesia sebagai salah satu pusat terumbu karang diyakini terus mengalami degradasi. Dimana, kekayaan hayati yag dimiliki bangsa indonesia tidak dapat dipelihara baik karena faktor alam maupun akibat ulah manusia seperti keserakahan dalam mengekploitasi kekayaan alam demi mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan kelestarian alam.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pencemaran ekosistem terumbu karang. Dengan harapan dengan adanya pembahasan mengenai pengaruh pencemaran ekosistem terumbu karang penulis maupun pembaca dapat mengatasi ataupun meminimalisir suatu aktivitas yang dapat menyebabkan pencemaran ekosistem terumbu karang. Selain itu penulis maupun pembaca dapat segera melakukan suatu aktivitas dalam langkah-langkah melestarikannya.

1.2       Perumusan Masalah
            Perumusan masalah berisikan suatu bahasan mengenai masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah yang ada ialah bagaimana cara mengatasi ataupun meminimalisir aktivitas yang dapat menyebabkan pencemaran ekosistem terumbu karang serta bagimana cara atau langkah-langkah dalam mengatasinya.

1.3       Tujuan Penulisan
            Tujuan yang ada dalam penulisan makalah ini terdiri dari beberapa tujuan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pengaruh pencemaran ekosistem terumbu karang.
1.      Mengetahui pengertian dari ekosistem terumbu karang.
2.      Mengetahui fungsi dari terumbu karang.
3.      Mengetahui faktor-faktor kerusakan terumbu karang.
4.      Mengetahui dampak dari kerusakan terumbu karang.
5.      Mengetahui cara mengatasi ataupun meminimalisisr kerusakan terumbu karang















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian dan Keadaan Terumbu Karang di Indonesia
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini.Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang saling bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah endapan zat kapur hasil metabolisme dari ribuan hewan karang. Jadi, dalam seonggok batuan terumbu itu, terdapat ribuan hewan karang yang hidup di dalam celah kecil yang disebut polip, polip ini kemudian berkembang hingga jutaan dan terbentuklah struktur dasar dari terumbu karang. Di perairan indonesia yang notabene merupakan perairan tropis, karang dapat tumbuh subur karena suhu perairannya berkisar antara 21 – 29 derajat celcius, sementara bila di perairan yang suhunya lebih rendah pertumbuhan karang akan lebih lambat. Selain di perairan tropis, karang pun dapat tumbuh subur di perairan subtropis contohnya di jepang selatan dan florida amerika. Sebagai negara maritim, indonesia memiliki kekayaan biota laut yang sangat beragam. salah satu kekayaan biota laut yang terdapat di indonesia adalah terumbu karang. Bahkan indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Sekitar 85.200 km2 atau 18% dari seluruh terumbu karang di dunia yang jumlahnya 284.300 km2 berada di hamparan dalam samudra di indonesia. Negara kita ini memiliki 93 ribu km2 wilayah perairan yang di dalamnya terdapat 4000 jenis hewan laut (ikan dan udang-udangan), 600 jenis batu karang, dan 2500 jenis moluska.
Namun, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di indonesia mulai teancam. Persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008) 34% terumbu karang di indonesia berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu karang yang dalam keadaan sangat baik. Data yang muncul mengisyaratkan apabila tidak diambil langkah-langkah progresif, dapat dipastikan laju degradasi terumbu karang di negara kita akan semakin menghawatirkan, bila tidak ingin dikatakan mengarah punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk mengentikan laju kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan akan semakin luas dan besar yang konsekuensinya juga akan berdampak secara ekologis maupun ekonomis bagi Indonesia sendiri tentunya.
Di Indonesia saja, nilai ekonomis terumbu karang tak bergeser dari angka US$1,6 miliar per tahun. Memang, angka ini masih rendah ketimbang nilai ekonomis terumbu karang di dunia sebesar US$29,8 miliar dari makanan, perikanan, keanekaragaman, dan wisata bahari. Namun, angka ekonomis terumbu karang di Indonesia lebih besar dibandingkan di Hawai yang sebesar US$361 juta bagi nonekstratif dan sebanyak US$3 juta bagi perikanan pesisir. Jadi, bisa dibayangkan berapa kerugian material yang timbul akibat rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat vital bagi ekosistem perikanan, begitu juga kerugian non material berupa rusaknya ekosistem laut yang tentunya amat berdampak bagi kehidupan kita.

2.2       Fungsi Terumbu Karang Bagi Kehidupan
Terumbu karang bagi kehidupan manusia sangatlah berarti. Banyak potensi-potensi yang dihasilkan oleh terumbu karang bagi kehidupan laut maupun manusia. Berikut merupakan fungsi-fungsi dari terumbu karang.
1.    Pelindung ekosistem pantai
Bila dilihat dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove.
2.    Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut
Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan,karena banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka terutama mata pencaharian seorang nelayan.
3.    Sumber obat-obatan
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
4.    Objek wisata
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
5.    Daerah Penelitian
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.
6.    Mempunyai nilai spiritual
Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.
7.    Sumber mata pencarian
Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada terumbu karang. Tentu saja mnjadikan terumbu karang sebagai sumber mata pencarian harus di ikuti dengan rasa tanggung jawab sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu berlebihan. Selain itu terumbu karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya dapat menambah pundi-pundi rupiah dari wisatawan.

1.3              Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang bisa terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Berikut penyebab kerusakan karang meliputi :
1.    Faktor alam
Misalnya hempasan ombak yang mematahkan karang atau ikan dan hewan laut lainya yang menjadikan karang sebagai mangsanya. Akan tetapi, regenerasi dan pertumbuhan karang menggantikan kerusakan ini.
2.    Pengendapan sedimen
Pengendapan yang berasal dari sedimen tanah yang tererosi karena penebangan hutan, sehingga tanah tersebut terbawa ke laut dan menutupi karang dari sinar matahari
3.    Aliran air yang tercemar
Aliran air yang sudah dicemari oleh limbah sisa pembuangan dapat lambat laun akan membuat karang mati. Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan minyak.
4.    Pemanasan suhu bumi
Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.
5.    Uji coba militer
Latihan militer yang dilakukan sering tidak memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Pengujian bahan peledak dan radiasi nuklir memiliki potensi meningkatkan kerusakan terumbu karang serta menyebabkan mutasi pada terumbu karang.
6.    Eksploitasi yang berlebihan
Kebanyakan nelayan tidak mengerti pentingnya karan bagi kehidupan, sehingga eksploitasi besar-besaran sering dilakukan, penambangan terumbu karang tentu perlu di awasi karena dampaknya yang bisa menghancurkan bahkan menghilangkan spesies terumbu karang.
7.    Asal melempar jangkar
Para nelayan bahkan perahu sewaan terkadang menambatkan jangkar di sembarang tempat. Jangkar yang di jatuhkan sembarangan dapat merusak terumbu karang.

2.4       Pengaruh pencemaran Lingkungan terhadap Terumbu Karang
Kemajuan industri dan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga mampu menimbulkan efek negatif khususnya pada lingkungan. Efek negatif yang kerap kali menurunkan kuantitas dan kualitas lingkungan adalah pencemaran dimana hal tersebut berpengaruh pula pada eksistensi ekosistem terumbu karang. Pencemaran laut karena minyak bumi tumpah ke laut dapat terjadi karena pemindahan minyak bumi dari kapal ke kapal, dari kapal ke pelabuhan atau sebaliknya, dari penyulingan minyak, dan dari pencucian kapal tanker.Minyak yang tertumpah di laut akan mengalami absorbsi, pertukaran ion, penguapan dan pengendapan. Selain itu, tumpahan minyak akan tersebar di permukaan air laut. Ikawati (2001) mengemukakan bahwa sebagian tumpahan minyak di permukaan akan terseret ke pantai saat ada arus angin sedangkan yang melekat pada sedimen akan tenggelam ke dasar laut dan mengenai karang. Tumpahan tersebut dapat merusak atau menyebabkan kematian karang.
Bahan pencemar lain yang dikenal berpengaruh terhadap kehidupan terumbu karang adalah tailing. Limbah tailing berasal dari batu-batuan dalam tanah yang telah dihancurkan hingga menyerupai bubur kental. Proses itu dikenal dengan sebutan proses penggerusan. Batuan yang mengandung mineral seperti emas, perak, tembaga dan lainnya, diangkut dari lokasi galian menuju tempat pengolahan yang disebut processing plant. Di tempat itu proses penggerusan dilakukan. Setelah bebatuan hancur menyerupai bubur biasanya dimasukkan bahan kimia tertentu seperti sianida atau merkuri, agar mineral yang dicari mudah terpisah. Mineral yang berhasil diperoleh biasanya berkisar antara 2% sampai 5% dari total batuan yang dihancurkan. Sisanya sekitar 95% sampai 98% menjadi tailing, dan dibuang ke tempat pembuangan.Logam-logam yang berada dalam tailing sebagian adalah logam berat yang masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sembiring (2010) mengemukakan bahwa tailing menyebar ke daerah yang lebih dangkal dan produktif secara biologis sehingga mendatangkan lebih banyak masalah dari yang diperkirakan yaitu mengusir spesies ikan yang berpindah-pindah, menyebabkan kerusakan permanen di dasar laut, memusnahkan spesies asli, menghilangkan organisme langka dan mengurangi keanekaragaman organisme termasuk terumbu karang.
Limbah merupakan polutan utama yang berasal dari anak sungai. Limbah pencemar tersebut dapat mengandung pestisida, herbisida, klhorin, logam berat dan limbah organik lainnya. Materi-materi tersebut dapat menyebabkan tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan meracuni ekosistem pesisir termasuk terumbu karang (Nganro, 2009).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa keberadaan herbivora dan vertebrata laut mempengaruhi kesehatan terumbu karang. Vertebrata laut sangat penting dalam hal pendegradasian biomassa suatu spesies (Aronson, 2007). Akan tetapi, meningkatnya polutan organik merupakan tanda bahwa lokasi tersebut kaya akan unsur hara (nutrien) dan kelimpahan nutrien yang tidak terkendali akan menyebabkan peristiwa eutrofikasi yaitu ledakan populasi dari suatu jenis fitoplankton sehingga vertebrata pendegradasi tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya karena kelimpahan fitoplankton yang begitu tinggi (Ikawati, 2001). Hal ini juga menyebabkan adanya kompetisi antara karang dengan fitoplankton tersebut untuk mendapatkan cahaya matahari sebagai bahan fotosintesis.
Seperti kita ketahui bahwa karang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellae yang merupakan spesies algae uniseluler. Selama fotosisntesis berlangsung, zooxanthellae memfiksasi sejumlah besar karbon yang dilewatkan pada polip inangnya. Karbon ini sebagian besar berbentuk gliserol termasuk glukosa dan alanin. Produk kimia ini digunakan oleh polip karang untuk menjalankan fungsi metaboliknya atau sebagai pembangun blok-blok dalam rangkaian protein, lemak dan karbohidrat. Apabila terjadi ledakan satu jenis fitoplankton maka kesempatan zooxanthellae untuk berfotosintesis semakin kecil sehingga tidak ada materi organik (nutrisi) yang dapat digunakan spesies karang untuk menjalankan hidupnya yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya kesehatan terumbu karang hingga kematian karang.

2.5              Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia seperti penambangan, penangkapan ikan dengan racun, membuang sampah di laut, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat merusak terumbu karang, pada akhirnya akan berdampak pada ekosistem laut dan masyarakat itu sendiri.
1.    Bagi ekosistem laut dan pantai
Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk mencari makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan berlindung. Jika terumbu karang mengalami kerusakan daya perlindungan dan suplay makanan yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Akibatnya bagi hewan dan tumbuhan yang tergantung padanya, mengalami gangguan. Ikan-ikan menjadi kurang sehat karena makanan mereka kurang. Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut. Jika terumbu karang mengalami kerusakan maka suplay oksigen dari terumbu karang yang dibutuhkan oleh biota laut mengalami penurunan.Terumbu karang berfungsi untuk menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya. Jika terumbu karang mengalami kerusakan maka kemampuan terumbu karang dalam menahan dan memecah energy gelombang laut akan berkurang. Akibatnya energy gelombang laut yang datang masih cukup besar dan dapat menyebabkan kerusakan di sekitar pantai.
2.    Bagi masyarakat
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving, karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Hal ini merupakan salah satu sumber pengahasilan warga sekitar, jika terumbu karang rusak maka sudah tidak menarik lagi bagi para wisatawan untuk berkunjung dan berwisata ke daerah tersebut. Maka penghasilan warga yang di dapat dari para wisatawan akan menurun. Selain itu penghasilan yang akan didapatkan oleh para nelayan akan menurun pula akibat ikan-ikan yang ada dilakutan mati karena kurangnya makanan yang mereka dapatkan dibawah laut akibat rusaknya terumbu karang. Terumbu karang yang rusak tidak akan menjadi tempat biota laut untuk berlindung, berkembang biak dan mencari makan. Akibatnya, kegiatan penelitian tidak lagi dapat dilakukan.

2.6              Dampak Kegiatan Manusia yang Menyebabkab Kerusakan Terumbu Karang
Kegiatan manusia yang dilakukan sehari-hari dilingkungan pesisir pantai atau lautan dapat menyebabkan kerusakan dasar laut atau terumbu karang. Berikut adalah beberapa kegiatan manusia yang akan menyebabkan dampak atau kerusakan terumbu karang.
No.
Kegiatan
Dampak Potensial
1
Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak
Perusakan habitas dan kematian masal hewan terumbu
2
Pembuangan limbah panas
Meningkatkan suhu air 5-10 derajat celcius diatas suhu ambien dapat mematikan karang dan biota lainnya.
3
Pengundulan hutan dilahan atas
Sendimen hasil erosi dapat mencapai terumbu karang disekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang menghambat difusi oksigen ke dalam polib
4
Pengerukan disekitar terumbu karang
Meningkatkan kekeruhan yang mengganggu pertumbuhan karang.
5
Kepariwisataan
Peningkatan suhu air karena buangan air pendingin dari pembangkit listrik perhotelan, pencemaran limbah manusia yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Kerusakan fisik karang karena kangkar kapal.Rusaknya karang oleh para penyelam. Koleksi dan keanekaragaman biota karang menurun.
6
Pengangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun (misalnya kalium sianida)
Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan biota avertebrata.
7
Pengangkapan ikan dengan bahan peledak.
Mamatikan ikan tanpa diskriminasi, karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.

2.7              Upaya Mengatasi Kerusakan Terumbu Karang
        Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan terumbu karang di Indonesia, antara lain :
1.  Tidak membuang sampah atau limbah, seperti limbah rumah tangga, industri, tambang,    pertanian ke laut
2.     Melakukan kampanye kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya   pelestarian terumbu karang
3.      Tidak membeli seperti souvenir atau mengumpulkan benda apapun dari laut
bagi penyelam pemuda atau pemula sebaiknya melakukan penyelaman yang tidak ada terumbu karangnya
4.      Penegakan pembuatan undang-undang yang tegas.              




















BAB III
KESIMPULAN

3.1       Kesimpulan
            Kesimpulan merupakan suatu jawaban dari tujuan penulisan makalah pencemaran ekosistem terumbu karang. Berikut adalah kesimpulan dalam penulisan makalah pencemaran ekosistem terumbu karang.
1.    Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini
2.    Fungsi dari terumbu karang diantaranya ialah untuk pelindung ekosistempantai, rumah bagi banyak jenis makhluk hidup dilaut, sumber obat-obatan, objek wijaya, tempat penelitian, nilai spriritual, tempat mata pencaharian.
3.    Faktor-faktor kerusakan terumbu karang antara lain diakibatkan oleh faktor alam, pengendapan sendimen, aliran air yang tercemar, pemanasan suhu bumi, uji coba militer, eksploitasi yang berlebihan, asal melempar jangkar.
4.    Dampak dari kerusakan terumbu karang dirasakan oleh oleh ekosistem laut dan pantai serta masyarakat sekitar. Bagi ekosistem laut dan pantai yang dirasakan ialah bagi hewan dan tumbuhan yang tergantung padanya, mengalami gangguan. Ikan-ikan menjadi kurang sehat karena makanan mereka kurang, sedangkan bagi masyarakan sekitar ialah penurunan pendapatan sehari-harinya karna sedikitnya para pariwisata yang berkunjung, serta untuk para nelayan sedikitnya ikan yang didapat.
5.    Cara mengatasi ataupun meminimalisisr kerusakan terumbu karang antara lain ialah tidak membuang sampah atau limbah kedalam lautan, melakukan kampaye untuk membei kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan, tidak membeli seperti souvenir atau mengumpulkan benda apapun dari laut bagi penyelam pemuda atau pemula sebaiknya melakukan penyelaman yang tidak ada terumbu karangnya, penegakan undang-undang yang tegas.

DAFTAR PUSTAKA

Haruddin. A., Edi Purwanto, M.Sc dan MTH Sri Budi Astuti, M.Si. 2011. Jurnal EKOSAINS Dampak Kerusakan kosistem Terumbu Karang. Vol III No. 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dahri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
https://dinatropika.wordpress.com/2011/01/17/pengaruh-pencemaran-lingkungan-terhadap-terumbu-karang/









Komentar

Postingan populer dari blog ini

GLOBALISASI

Tugas Etika Profesi : Hak Cipta dan Contoh Kasus Hak Cipta

Masalah Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat