Tugas 3 Metode Penelitian



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN  BAHAN BAKU PADA PT PANASONIC MANUFAKTURING INDONESIA
Oleh:
Nama            : Intan Puspita Sari
NPM             : 34413444
Jurusan         : Teknik Industri

Proposal Kerja Praktek


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016

I.          Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah mendorong setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas produk. Namun, dalam memenuhi permintaan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat terkadang perusahaan mengalami permasalahan akan jumlah bahan baku yang tersedia. Permasalahan yang sering ditemui perusahaan ialah apabila jumlah persediaan berlebihan maka biaya penyimpanan yang akan dikeluarkan semakin besar. Sebaliknya jika jumlah persediaan dikurangi maka ketika perusahaan mengalami kekosongan barang, perusahaan harus menambah jumlah barang sesegera mungkin dan dikenakan ongkos atau biaya yang mahal. Maka dari itu persediaan merupakan elemen penting bagi perusahaan, khususnya untuk memenuhi jumlah permintaan konsumen, serta untuk memenuhi jumlah bahan baku yang harus disediakan.  
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibutuhkan suatu sistem pengendalian persediaan yang baik. Salah satu metode yang dianggap baik untuk dapat menyelesaikan masalah persediaan ialah dengan menggunakan metode economic order quality (EOQ). Economic order quality (EOQ) merupakan salah satu metode untuk memenuhi total biaya persediaan minimal dengan mempertimbangkan biaya penyimpanan, sehingga diharapkan tidak ada kekurangan untuk persediaan bahan baku (Herjanto, 1999). Economic order quality (EOQ) juga merupakan salah satu metode dari material requitment planning (MRP) yang membahas masalah mengenai persediaan.
PT Panasonic Manufakturing Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi alat elektronik. Produk elektronik yang dihasilkan perusahaan bermacam-macam dengan jenis bahan baku yang bermacam-macam pula. Sehingga untuk dapat memenuhi jumlah persediaan bahan baku akan suatu produk, perusahaan memerlukan sistem pengendalian yang baik. Salah satunya dengan menggunakan metode EOQ dengan harapan setelah perusahaan menerapkan metode EOQ dapat membantu dalam menyelesaikan masalah persediaan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan kebutuhan konsumen. Selain itu, persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan dapat menghasilkan persediaan yang optimal.

II.        Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan masalah ialah bagaimana cara pengendalikan jumlah persediaan bahan baku seoptimal mungkin pada PT. Panasonic Manufakturing Indonesia.

III.       Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian mengenai pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Panasonic Manufakturing Indonesia terdiri dari beberapa tujuan. Tujuan penelitian tersebut antara lain ialah.
1.        Mengetahui cara pengendalian jumlah persediaan bahan baku yang optimal.
2.        Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan akibat adanya persediaan bahan baku.

VI.       Batasan Penelitian
Batasan penelitian merupakan salah satu batasan dari masalah penelitian agar apa yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah batasan penelitian.
1.    Penelitian hanya dilakukan pada PT. Panasonic Manufakturing Indonesia yang berada di Jalan Raya Bogor km. 29, Pekayon Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710
2.    Data yang akan diambil hanya pada bagian produksi dan persediaan bahan baku.







V.        Studi Pustaka
Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Baroto, 2002).
Pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan-hambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang jadi di pasaran akan menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan akan mengakibatkan perusahaan kehilangan mereka, sedangkan kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra (biaya penyimpanan dan lain-lain), di samping resiko kerusakan karena penyimpanan barang yang terlalu lama. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengendalian persediaan yang efektif sangat diperlukan oleh suatu perusahaan Oleh karena itu pengendalian persediaan pada hakikatnya mencakup dua fungsi yang berhubungan sangat erat. Fungsi tersebut diantaranya ialah (Baroto, 2002).
a.    Perencanaan persediaan
Aspek perencanaan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang akan disediakan atau diproduksi dan sumber terbaik pengadaan barang-barang. 
b.    Pengawasan persediaan
Aspek pengawasan yaitu:
1.    Bilamana dan berapa kali pesanan atau produksi dilaksanakan.
2.    Berapa banyak pesanan atau produksi tersebut. 
Pengendalian persediaan dijalankan untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga dapat menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontonuitas produksi dengan biaya yang ekonomis. Beberapa tujuan dari pengendalian persediaan ialah (Ristono, 2009).
a.    Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.
b.    Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang berakibat terhentinya proses produksi.
c.    Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
d.    Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.
e.    Menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan, karena dapat mengakibatkan meningkatnya resiko dan juga biaya penyimpanan di gudang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya system persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistem persediaan terdiri dari (Ristono, 2009).
1.        Biaya Pembelian (Purchasing Cost) 
2.    Biaya Pengadaan (Procurement Cost) 
       Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal usul barang, yaitu: 
       a.     Biaya pemesanan (ordering cost)
b.    Biaya pembuatan (setup cost)
3.    Biaya Penyimpanan (Holding Cost) 
       Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi: 
a.         Biaya Modal
b.         Biaya Gudang
c.         Biaya Kerusakan dan Penyusutan 
d.        Biaya Kadaluarsa (Absolence)
e.           Biaya Asuransi
f.     Biaya Administrasi dan Pemindahan
4.    Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost) 
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan teknik pemesanan dalam manajemen pengadaan yaitu cara perhitungan pemesanan bahan baku sekali pesan atau berangsur dengan biaya paling minimum. Variabel-variabel berikut ini akan digunakan untuk menentukan biaya pesan, biaya simpan, dan menghitung kuantitas pemesanan optimal (Saleh, 2012).
EOQ dapat dirumsukan sebagai berikut (Herjanto, 1999):
Frekuensi Pesanan                       =   jumlah pemesanan barang suatu periode / jumlah  pemesanan
                =  
Biaya Pemesanan Pertahun         =  frekuensi pesanan × biaya pesanan   
                                                    = 
Biaya Penyimpanan Pertahun     =   persediaan rata-rata × biaya penyimpanan  
                                                    = 
Total Biaya Pertahun (TC)          =   biaya pemesanan pertahun + biaya penyimpanan pertahun  
                                                    =  +
EOQ terjadi bila biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, maka 
 =
Q2 =
Q* =
Q* adalah EOQ yaitu jumlah pemesanan yang memberikan total biaya persediaan yang optimal.  
       Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Saat harus diadakan pemesanan kembali sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan tepat waktu (di mana persediaan di atas persediaan pengaman sama dengan nol). Titik pemesanan ulang dapat ditetapkan dengan menjumlahkan penggunaan selama waktu tenggang ditambah dengan persediaan pengaman.  Dengan Rumus (Herjanto, 1999): 
ROP = dL + SS
Dimana: 
ROP    = titik pemesanan ulang (reorder point) 
d                      = tingkat kebutuhan persediaan per hari =   
L                      = waktu tenggang (lead time)
       Persediaan Maksimal (Maximum Inventory) 
Persediaan maksimal merupakan jumlah persediaan yang paling banyak yang boleh ada di gudang. Besarnya persediaan maksimal (maximum inventory) yang ada di gudang dapat dicari dengan menjumlahkan kuantitas persediaan menurut  dengan jumlah persediaan pengaman (safety stock). Dengan Rumus (Herjanto, 1999): 
MI = SS + EOQ
Dimana: 
MI       = Maximum Inventory
       Total Inventory Cost 
Merupakan keseluruhan dari biaya persediaan yang dikeluarkan. Dengan Rumus (Buffa, 1996): 
TIC =
Dimana: 
TIC   = Total Inventory Cost







VI.        Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menjelaskan proses penelitian yang dilakukan guna untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.
Gambar Flowchart Pengolahan Data

VII.          Rencana Waktu Penelitian
Jadwal kegiatan kerja praktek dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama melakukan kerja praktek. Berikut ini adalah Tabel 3.1 jadwal kegiatan kerja praktek.






Tabel Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan
Agustus 2015
Minggu
I
Minggu
II
Minggu
III
Minggu
IV
1.     Persiapan ke lapangan, pengenalan dengan staf dan karyawan, serta pengenalan lingkungan pabrik.















2.      Mempelajari gambaran umum perusahaan.















3.      Wawancara dan konsultasi dengan pihak terkait





4.      Mempelajari pengendalian persediaan perusahaan.





5.      Mengumpulkan data yang diperlukan.





6.      Menyusun penelitian yang telah dilakukan.






VIII.    Daftar Pustaka
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia
Herjanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Kedua. Jakarta: Grasindo
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu
Saleh, Firmansyah. 2012. Jurnal: Penerapan Material Requirement Planning (MRP) Pada Sistem Informasi Pesanan dan Inventory Control. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GLOBALISASI

Tugas Etika Profesi : Hak Cipta dan Contoh Kasus Hak Cipta

Masalah Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat