Peredaran atau Penyelundupan Narkoba dari Negara Tetangga Semakin Marak
Peredaran atau Penyelundupan Narkoba
dari Negara Tetangga Semakin Marak
[JAKARTA] Sebagai negara berkembang
di Asia, Indonesia hingga kini masih menjadi salah satu negara tujuan peredaran
narkotika dan obat bahan berbahaya (narkoba).Tidak hanya dari Iran, upaya
penyelundupan narkoba juga marak dilakukan dari negara tetangga seperti
Malaysia. Antara Indonesia dengan Malaysia memiliki letak geografis yang sangat
dekat menjadi salah satu alasan mudah masuknya berbagai jenis narkoba. Tidak
hanya memiliki batas perairan, antara Indonesia juga memiliki perbatasan darat
yang cukup luas yakni di sebelah utara pulau Kalimantan.
“Peredaran narkoba dari Malaysia
terjadi karena yang pasti karena wilayah Malaysia sangat dekat dengan
Indonesia. Apalagi saat ini banyak penerbangan dari Malaysia ke Indonesia,”selain
melalui jalur resmi penerbangan dan pelabuhan, para pengedar narkoba asal
negeri Jiran juga biasa memanfaatkan jalur tidak resmi baik jalur tidak resmi
perbatasan darat maupun perairan. Dari beberapa kasus terakhir yang berhasil
diungkap, penyelundupan narkoba kerap terjadi di perbatasan Entikong Malaysia,
Tanjung Balai Karimun, Dumai, termasuk Aceh hingga Batam yang memiliki free trade area.
Upaya penyelundupan narkoba dari
Malaysia juga terjadi karena panjangnya perbatasan jalur darat yang tidak
terawasi dan banyaknya pelabuhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan di
sepanjang perbatasan perairan antara Indonesia-Malaysia.
“Di perbatasan tidak resmi, bahan-bahan pokok seperti gula, minyak dan lain-lain bisa masuk. Biasanya juga ada bandar yang memanfaatkan jalur perdagangan tersebut untuk sekaligus menyelundupkan narkoba ke Indonesia,” ucap Sumirat. Seperti dalam pengungkapan kasus penyelundupan narkoba jenis sabu yang dikirimkan dari Malaysia menuju Batam awal April 2012 lalu, BNN menemukan indikasi maraknya jalur perairan yang dipergunakan. Para pengedar bahkan hanya menggunakan sarana transportasi speed boat untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan ketat.
“Di perbatasan tidak resmi, bahan-bahan pokok seperti gula, minyak dan lain-lain bisa masuk. Biasanya juga ada bandar yang memanfaatkan jalur perdagangan tersebut untuk sekaligus menyelundupkan narkoba ke Indonesia,” ucap Sumirat. Seperti dalam pengungkapan kasus penyelundupan narkoba jenis sabu yang dikirimkan dari Malaysia menuju Batam awal April 2012 lalu, BNN menemukan indikasi maraknya jalur perairan yang dipergunakan. Para pengedar bahkan hanya menggunakan sarana transportasi speed boat untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan ketat.
“Untuk menekan peredaran dan upaya
penyelundupan narkoba, kami sudah melakukan kerjasama dengan Badan Narkotika
dan Kepolisian Malaysia sekaligus. Pengejaran tidak hanya dilakukan
terhadap pengedarnya di Indonesia, namun juga sudah dilakukan di negeri
asalnya,” ucap Sumirat.
Berdasarkan data terakhir BNN, hingga 2011 terdapat
sekitar 3,8 juta orang pemakai narkoba di Indonesia atau sekitar 2,2 persen
dari total penduduk. Besarnya jumlah pemakai membuat bandar besar jaringan
internasional memilih Indonesia karena memiliki daya tarik harga penjualan
yang cukup tinggi.
sumber :
http://www.suarapembaruan.com/home/peredaran-narkoba-dari-negara-tetangga-semakin-marak/20945
Komentar
Posting Komentar