PENGARUH GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI TERHADAP PERDAGANGAN BEBAS



PENGARUH GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI TERHADAP PERDAGANGAN BEBAS
Pengertian Globalisasi Ekonomi
Globalisasi Ekonomi adalah sistem ekonomi yang dianut oleh masyarakat untuk melakukan transaksi atau kegiatan ekonomi secara bebas.
Di globalisasi ekonomi, secara individual diberi kebebasan untuk melakukan tindakan ekonomi menurut kehendaknya. Segala kegiatan ekonomi, baik konsumsi, produksi, maupun distribusi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasannya diatur oleh masyarakat secara individual. Landasan berlakunya sistem ini adalah kebebasan individu secara mutlak. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian sama sekali tidak dikehendaki karena masyarakat  beranggapan bahwa campur tangan pemerintah merupakan penghalang individu untuk mancapai kemajuan ekonomi.
Masayarakat kebanyakan berkeyakinan bahwa kepentingan manusia secara pribadi merupakan pendorong yang paling dominan untuk menentukan perilaku ekonomi mereka. Kesejahtaraan masyarakat merupakan penjumlahan dari kesejahteraan warganya.
Ciri-ciri Globalisasi Ekonomi
Ciri-ciri Globalisasi ekonomi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
a. Setiap orang (secara individualis) bebas menyelenggarakan kegiatan ekonomi.
b.Setiap orang bebas memiliki barang-barang modal dan kekayaan lainnya.
c. Kegiatan ekonomi, baik produksi maupun distribusi, dilaksanakan oleh pihak swasta atau perorangan.
d. Setiap orang diberi kebebasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
e. Kegiatan produksi dan distribusi didorong oleh prinsip mencari keuntungan maksimum semata-mata untuk kepentingan pribadi.
f. Setiap pengusaha bebas bersaing, bebas menentukan harga, dan bebas mengadakan
perjanjian kerja sama dengan siapapun.
Kelemahan Globalisasi Ekonomi
            Selain ciri-ciri Globalisasi ekonomi Ada juga kelemahan Globalisasi Ekonomi antara lain :
a. Pemilik modal yang besar akan memiliki kedudukan yang kuat dalam persaingan.
b.Kegiatan ekonomi berorientasi pada pencapaian keuntungan maksimal untuk
kepentingan pribadi.
c.Pemerataan pendapatan pada masyarakat sulit dicapai karena adanya ketimpangan
penguasaan modal.
d.Terjadinya eksploitasi menusia terhadap manusia yang sulit dihindari.
e.Sering terjadi gejolak sosial.
Perdagangan Bebas sebagai Dampak Globalisasi
              Di zaman yang serba modern seperti saat ini, perdagangan bebas telah menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Hampir seluruh negara di dunia telah dipengaruhi oleh sistem ekonomi perdagangan bebas, atau yang dikenal dengan free trade ini. Perlu kita ketahui bahwa globalisasi ini merupakan sebuah sistem yang berani menembus ruas dunia sehingga menghilangkan batas-batas negara. Namun, perlu dicatat pula bahwa globalisasi tidak akan pernah ada jika negara itu benar-benar tidak ada.
              Dalam globalisasi sebenarnya peran negara yang paling utama adalah sebagai ‘alat pengukur’, yang bisa menyebabkan seseorang tahu globalisasi tengah berperan jika dia tidak sedang berhubungan dengan temannya yang berada di negara lain atau bisa juga jikadia tidak sedang menggunakan produk dari negara lain. Maka dari itu, negara mempunyaiperan besar yaitu sebagai pengukur keberadaan sistem globalisasi ini. Di samping itu,peran negara adalah menjalankan sedikit urusan yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh individu, yaitu memaksimalkan kesejahteraan individu seperti dengan
pembentukan sistem hukum, jaminan keamanan nasional, dan pembuatan uang.
Pertumbuhan perdagangan dunia pun meningkat secara drastis. Akselerasi trend ini yang diharapkan terjadi oleh kaum liberal seiring dengan semakin meningkatnya teknologi informasi dan telekomunikasi.
              Dengan semakin terintegrasinya perdagangan dunia, maka hubungan perekonomian negara-negara akan semakin interdependen. Akan tetapi proyeksi ini menyimpan beberapa permasalahan terutama dengan semakin berkembangnya praktek neomerkantilisme oleh Amerika Serikat, hegemoni dunia yang sedang menuruni puncak popularitas ekonomi akibat krisis finansial global yang belum lama ini melanda.


Dampak Perdagangan Bebas terhadap Ekonomi Politik Indonesia
              Dengan adanya perdagangan bebas, perusahaan-perusahaan transnasional dan pasar modal dunia membebaskan bisnis dari kekuasaan politik tanpa distorsi oleh intervensi negara. Dikonklusikan bahwa aktivitas bisnis yang primer dan kekuasaan politik tidak mempunyai peran lain kecuali perlindungan sistem terhadap perdagangan bebas dunia. Akibatnya, peran negara sebagai alat untuk mensejahterakan
rakyat semakin tereduksi oleh kekuatan pasar yang tidak mempunyai agenda sosial dan usaha pengentasan kemiskinan. Kondisi ini berimplikasi terhadap relasi sosial yang selalu diukur dari pendekatan dan solusi pasar, serta prinsip ekonomi pasar yang juga dijadikan tolok ukur untuk mengevaluasi berbagai kebijakan, yang selanjutnya akan melahirkan arogansi kekuatan kapital dan negara berperan sebagai ‘tukang stempel’ bagi mereka. Yang mana dalam hal ini akumulasi modal menjadi prasyarat isi material kelembagaan negara.
                    Selain itu dengan adanya perjanjian-perjanjian dengan organisasi perdagangan versi WTO dapat menyebabkan adanya hambatan nontarif yang sangat merugikan, dimana hal ini sengaja diciptakan seperti yang terjadi saat ini. Kebijakan nontarif impor ini memaksa penghapusan satu-satunya bentuk proteksi yang tersisa oleh negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia terhadap penetrasi pasar dalam negeri oleh kekuatan-kekuatan imperialis. Tetapi negara-negara imperialis dapat membatasi penetrasi terhadap pasar dalam negeri mereka terhadap ekspor dari negara-negara dunia ketiga melalui penerapan serangkaian hambatan-hambatan nontarif yang kokoh.
      Sedangkan pada negara dunia ketiga atau Indonesia, dengan adanya hambatan nontarif sudah tentu akan menyebabkan banjirnya barang impor karena mudahnya barang luar negeri masuk ke pasar dalam negeri serta adanya peralihan impor dari yang tadinya ilegal menjadi legal. Maka dengan ini agenda pemberdayaan ekonomi rakyat akan semakin terpuruk akibat desakan kuat dari komoditas-komoditas
asing yang notabene telah mengekspansi secara simultan, dan benturan antara pemberdayaan ekonomi rakyat dengan pasar bebas pun tidak dapat terelakkan. Yang semua ini menyebabkan semakin banyaknya angka pengangguran dan akhirnya melumpuhkan perekonomian nasional. Sebenarnya dibalik semua ini ada kepentingan dari negara-negara maju, yaitu agenda penaklukan kembali pasar dalam negeri negara-negara dunia ketiga. Yang mana inilah tujuan mendasar dibalik tekanan kekuatan negara negara imperialis terhadap pasar bebas.
Upaya Antisipasi Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas
              Melihat dampak yang lebih banyak merugikan tersebut, kiranya perlu dilakukan antisipasi yang cepat dan menyeluruh. Dalam mengantisi dampak-dampak perdagangan bebas yang cenderung kurang menguntungkan bagi Indonesia tersebut, ada beberapa upaya yang telah ditempuh maupun belum ditempuh oleh pemerintah. Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belum maupun sudah ditempuh Indonesia antara lain:
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri dengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam negeri agar lebih berkualitas. Misalnya dengan menggiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia (ACI ).
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3.Melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah, agar industri lokal menjadi lebih kompetitif
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga, karena negara lain juga melakukan hal yang sama
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit usaha dengan bunga  yang rendah
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya terkait dengan pengamanan pasar dalam negeri.
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas.
Tetapi secara jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak bisa digunakan secara permanen. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa mengelak dari kebijaksanaan global tersebut. Masyarakat industri harus berjuang dengan keras untuk memenangkan persaingan global yang semakin mengancam tersebut, maka di sini dibutuhkan suatu kejelian. Oleh karena itu, negara dunia ketiga harus saling membahu dalam menciptakan tata dunia yang adil dengan menggalang seluruh kekuatan yang tersedia, baik dalam bentuk kebijakan maupun koalisi untuk penyusunan skenario ekonomi dunia yang adil agar eksploitasi tidak kembali terjadi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

GLOBALISASI

Tugas Etika Profesi : Hak Cipta dan Contoh Kasus Hak Cipta

Masalah Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat